Thursday, July 19, 2018

a Comforting Faith (in our journey with God)

Nats : Yer 20:7-18

Yeremia memendam kekesalan, frustasi dan keputusasaan yang mendalam karena ia merasa kalau segala hal yang Ia lakukan adalah sebuah kegagalan. Dari sudut pandang manusia memang gampang sekali kita melihat hidup dan pekerjaan Yeremia adalah sebuah kegagalan - seorang nabi yang tidak berhasil mempertobatkan bangsanya, ataupun membuat keajaiban terjadi (pembebasan dari perbudakan) - hanya bisa meratapi nasib dalam penghinaan dan cemoohan yang terus menerus dari bangsanya sendiri. Sebuah kenyataan yang cukup untuk membawanya kepada keinginan untuk tidak dilahirkan sama sekali.

Namun sekalipun dalam situasi yang sedemikian, Ia masih tetap memiliki dan memperkatakan Imannya tentang / kepada Allah (Yer 20:11) - Sunggu sebuah hal yang kontras namun sangat menarik untuk diperhatikan.

Paulus sang rasul besar pernah menulis demikian di Roma 8:28 
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan  bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. "

 Kalau kita mempelajari sejarah kehidupan Paulus maka kita akan mengetahui kalau kata "segala sesuatu" akan lebih banyak menunjuk kepada situasi yang negatif dari pada positif. Sesuatu yang erat hubungannya dengan kesusahan dan penderitaan. Namun dalam situasi yang demikian pun Ia tetap percaya dan memiliki iman yang teguh dengan berkata bahwa "Allah turut bekerja ... untuk mendatangkan kebaikan" - sebuah pernyataan yang terlihat sangat kontras dengan fakta di depan mata. Pengenalannya yang dalam akan Tuhan mengakibatkan tidak sedikitpun Ia meragukan akan kesempurnaan rencana dalam kebaikan-Nya.

Iman akan "Allah dan rencana-Nya yang mendatangkan kebaikan" akan membuat kita akan dapat menikmati perjalanan kehidupan kita bersama-Nya.


No comments: