- Keturunan raja dan dari kaum bangsawan (memiliki kebiasaan, sopan santun dan tata krama yang baik)
- Orang-orang muda (antusias, semangat, memiliki potensi maksimal yang belum tercapai)
- Tidak ada sesuatu cela (moral, ahklak & nilai yang baik)
- Berperawakan baik (penampilan yang menarik)
- Memahami berbagai-bagai hikmat (bijaksana)
- Berpengetahuan banyak (menguasai banyak hal, serba bisa)
- Mempunyai pengertian tentang ilmu (punya skill yang baik, mau belajar)
Thursday, July 26, 2018
Berkenan di mata Allah & Manusia
Wednesday, July 25, 2018
Learning for the Future
- Takut akan Tuhan (didikan dari Allah - Ams 15:33)
- Taat kepada pemimpin (didikan dari orang yang diletakkan Allah diatas kita - bdk Ibr 13:17)
- Belajar dari orang lain (didikan dari orang lain - bdk Ams 27:17)
- Belajar dari ciptaan Tuhan (didikan dari Alam & Isinya - termasuk segala pengetahuan - bdk Maz 19:2, Ams 15:14)
Tuesday, July 24, 2018
Pertumbuhan yang Disengaja (Intentional Growth)
- Hubungan dengan Tuhan adalah yang terpenting. Ritual yang dilakukan oleh orang Israel pada masa itu adalah cara mereka untuk dapat berhubungan dengan Tuhan sang pencipta dan pemilik kehidupan mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan. Pada masa sekarang, hal ini tetap harus menjadi yang terpenting dalam kehidupan kita - orang-orang pilihan Tuhan. Kehidupan yang berpusat pada Yesus, kerinduan untuk semakin mengenal-Nya baik melalui Doa dan Firman adalah sumber dari kehidupan kita - sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh 15:5b)
- Penyerahan diri total kepada Allah dan rencana-Nya, dalam bentuk yang paling jelas berbicara mengenai iman dan ketaatan. Rencana Allah selalu akan membawa kita dari sebuah kemuliaan menuju kemuliaan yang jauh lebih besar (Bdk 2 Kor 3:18) - namun pada kenyataannya banyak orang tidak memperolehnya karena tidak memiliki Iman dan Ketaatan. Ketaatan tidak hanya berbicara mengenai tindakan yang dilakukan, namun juga berbicara mengenai Iman yang melandasi tindakan tersebut."Kalau kita percaya bahwa Allah akan membawa kita kepada tanah perjanjian maka kita juga akan taat ketika Ia menyuruh kita keluar dari posisi kita sekarang."
- Ketika kita sudah mengandalkan Tuhan serta memiliki iman & ketaatan maka Allah akan mengirimkan peneguhan-peneguhan yang memberikan kita keyakinan bahwa Ia beserta dengan hidup kita. Pada kisah ini, Allah mengirimkan Simeon & Hana untuk meneguhkan Yusuf & Maria akan apa yang Tuhan akan lakukan di dalam kehidupan Yesus."Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah - Rm 8:28", Allah itu setia dan takkan meninggalkan perbuatan tangan-Nya (Bdk Maz 138:8)
- Komunitas yang benar juga akan membawa kita lebih dekat kepada penggenapan janji Tuhan. Simeon & Hana bertemu dengan Yesus & kedua orang tuanya di Bait Allah. - "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita ... "- Ibr 10:25a
Monday, July 23, 2018
4D 4 Generation
- Diperhatikan (Ay 6)
- Diajarkan berulang-ulang kepada generasi berikutnya (Ay 7a)
- Dipakai sebagai topik pembicaraan setiap waktu (Ay 7b) - duduk, berjalan, berbaring, bangun
- Diingat selalu, buat "batu / monumen peringatan" di sebanyak mungkin hal sehingga dapat terus diingat.
Thursday, July 19, 2018
a Comforting Faith (in our journey with God)
Wednesday, July 18, 2018
Dare to Dream and Live it
- Kaleb tidak pernah lupa, bahkan selalu menanti-nantikan saat janji dari Tuhan digenapi di dalam kehidupannya. Sekalipun dalam masa yang panjang, ia selalu mempersiapkan dirinya untuk "pantas" memiliki janji itu - terlihat dari tubuhnya / kondisi fisiknya yang sudah 45 tahun lebih tua (berusia 85 tahun) namun tetap dalam kondisi yang fit dan siap berperang."Penggenapan janji Allah di dalam hidup kita tidak cuma menuntut kesabaran menanti namun juga ketaatan dalam memelihara dan mempersiapkan diri untuk menerimanya"
- Kaleb terlebih dahulu mencari Yosua sebagai pemimpin yang diletakkan Allah di atasnya (sebagai representasi Allah pada bangsa Israel) sebelum bertindak lebih jauh. Ia sadar kalau pemimpin di atasnya adalah orang yang memiliki otoritas terhadap hidupnya.Penulis kitab Ibrani menulis dalam pasal 13:17 demikian :"Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu."Sebagai efek dari ketaatan dan penundukan dirinya, maka Kaleb tidak hanya menerima restu namun juga berkat dan support dari Yosua.
- Kaleb meminta kota Hebron dari Yosua sebagai milik pusakanya. Dahulu kota Hebron bernama Kiryat-Arba. Wilayah ini adalah daerah tempat tinggal para Raksasa / manusia yang bertubuh besar sekali (suku Enak - sukunya Goliat). Kota Kiryat-Arba adalah kota yang dihuni oleh Arba - seorang yang paling besar dari suku Enak. Menurut catatan Alkitab, tinggi Goliat adalah sekitar 3.2 meter - dan Arba lebih besar dari Goliat.
Kaleb meminta sebuah kota yang terkuat di wilayahnya. Sebuah visi / mimpi besar yang tidak dapat dibatasi oleh keterbatasan seorang berusia 85 tahun. Sebuah kepercayaan yang besar kepada janji yang diberikan dan Tuhan sebagai sang pemberi janji melalui Musa.
"Iman tidak diperlukan ketika mimpi kita masih mungkin untuk dijangkau"
Tuesday, July 17, 2018
Kepemimpinan yang bertumbuh - 3P (Panggilan, Pengetahuan, Penyertaan)
Nats : Amos 7:10-17
Amazia adalah seorang pemimpin agama (Imam) yang diangkat oleh raja Yerobeam ketika Ia sedang berkuasa di kerajaan Israel pada masa itu. Amazia tinggal dan melayani pada bait suci di kota Betel.
Bait suci di Betel adalah salah satu dari 2 bait suci tandingan yang dibuat oleh Yerobeam sang Raja Israel (kerajaan utara) supaya rakyat kerajaan-nya tidak perlu lagi beribadah kepada Allah yang hidup di Yerusalem - melainkan kepada "agama" yang dibuatnya sendiri ( bdk 1 Raj 12:26-32 ).
Amazia adalah seorang non-Lewi yang diangkat menjadi kepala Imam (bdk 1 Raj 12:31)
Ayat 12 memperlihatkan kepada kita betapa buruknya "nilai-nilai" dan konsep pemikiran yang dimiliki oleh Amazia - seorang pemimpin yang tidak dipanggil / dipilih oleh Allah sendiri dan tidak memiliki dasar nilai pelayanan yang baik (karena tidak mewarisi nilai kehidupan imam yang hidup secara turun-temurun di dalam suku Lewi)
Menurut saya, ada 3P yang akan menjadikan kita seorang pemimpin yang baik yaitu :
- Panggilan / Pemilihan Panggilan ini tidak hanya berbicara mengenai situasi ketika Allah secara langsung berbicara secara pribadi (memanggil) kepada seseorang (baik melalui suara hati, mimpi, penglihatan maupun secara audible) namun juga ketika pemimpin di atas kita mempercayakan sesuatu tanggung jawab / kepemimpinan kepada kita.Kita yang percaya bahwa "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah - Rom 8:28" harus percaya bahwa Tuhan juga turut bekerja ketika pemimpin diatas kita mempercayakan sebuah tangggung jawab (kepemimpinan) kepada kita. Kita harus percaya bahwa panggilan Tuhan secara tidak langsung ini (melalui pemimpin di atas kita) memiliki bobot yang sama dengan panggilan langsung dari Tuhan - karena Ia sama-sama bekerja di dalamnya.
Oleh karena itu, belajar untuk tidak menolak panggilan / kepercayaan dalam bentuk apapun karena kemungkinan besar itu adalah jalan dari Tuhan untuk mempromosikan hidup kita dengan cara memprosesnya terlebih dahulu - sehingga kita cakap / mampu untuk menerima promosi tersebut.
"Ketaatan adalah langkah awal untuk menerima promosi dari Tuhan"
- Pengetahuan
Hal lain yang sama pentingnya dengan panggilan adalah pengetahuan. Saya percaya bahwa semua orang harus belajar menjadi seorang pemimpin yang baik - there are no perfect natural leader from beginning - leaders are not born, they are trained.
Seorang leader harus terus belajar untuk meningkatkan skill kepemimpinan dan wilayah pengaruhnya, tanpa itu semua maka ia akan sampai pada masa "stagnasi" - dimana sepertinya segala sesuatu sudah mentok dan tidak bisa berkembang lagi.
Selalu berusaha belajar dari orang lain (melalui percakapan verbal, training, membaca, dll) dan belajar dari Tuhan (melalui Alkitab & orang lain) adalah kunci untuk dapat terus bertumbuh dalam kepemimpinan kita.
- Penyertaan
Semua manusia secara natural - termasuk seorang pemimpin, pasti memiliki keterbatasan sehingga apapun yang kita kerjakan pasti akan sampai pada batasnya - termasuk kepemimpinan dan pengaruh kita. Adalah sesuatu yang sia-sia bagi kita untuk terus berusaha keras supaya bertumbuh padahal kita tahu bahwa kita akan mentok pada batas natural kita.
Untuk dapat bertumbuh semakin besar dan mengatasi semua keterbatasan itu kita membutuhkan sesuatu yang lebih besar dari batasan kehidupan natural kita yaitu "kuasa supernatural dari Roh Kudus".
Hanya dengan "menempel" pada suatu yang tidak terbatas lah, kita akan bisa melewati batas-batas natural kita.
Marilah kita bersama-sama berusaha untuk menjadi pemimpin yang bertumbuh dalam kuasa dan pengaruh dalam semua segi kehidupan kita - kepemimpinan yang berhasil tidak ditentukan dari semakin tingginya posisi / level kepemimpinan tetapi dari DAMPAK yang dihasilkan dari pengaruh kita - baik kepada orang-orang yang kita pimpin, orang-orang diatas kita atau bahkan kepada orang-orang yang berada di atas kita.
Saturday, July 14, 2018
Kemuliaan Allah melalui Manusia
Mazmur 8 adalah sebuah Mazmur / Lagu / Puisi dari Daud mengenai Kemuliaan Allah. Hal ini terlihat dari kalimat pertama (diluar intro) dan terakhir.
Bagian kedua dari mazmur ini menggambarkan betapa luar biasanya Allah itu dan Ia menunjukkannya dengan melakukan perkara yang Luar biasa yaitu memberikan kekuatan kepada jenis manusia (sebagai lambang dari organisme yang lemah & sangat terbatas) yang paling lemah (bayi & anak yang menyusu) - Bdk "Allah memanggil orang bodoh untuk mempermalukan orang berhikmat" -> dalam hal ini, menunjukkan kemuliaan Allah.
Puncak dari kemuliaan Allah dinyatakan ketika Ia memberikan kuasa tertinggi ke-2 di bumi kepada Manusia yang notabene sangat terbatas dan tidak pantas & layak untuk menerimanya.
Oleh karena itu, hakikat / eksistemi manusia & tugasnya yang tertinggi adalah untuk Memuliakan Allah dalam kehidupannya karena :
1. Manusia menerima kepercayaan mutlak dari Allah (posisi)
2. Manusia sudah menerima kuasa dari Allah untuk melaksanakan tugas ini.
Kalau kita sebagai Manusia tidak memuliakan Allah dalam kehidupan kita maka pada dasarnya eksistensi kejiupan kita sudah sudah tidak diperlukan lagi (ngga perlu hidup)